Disbudpar Toba Gelar Pelatihan Pemandu Keselamatan Wisata Tirta
Disbudpar Toba Gelar Pelatihan Pemandu Keselamatan Wisata Tirta
Toba, MISTAR.ID
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Toba menggelar pelatihan pemandu keselamatan wisata tirta.
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama 4 hari itu, dipusatkan di salah satu hotel di Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba, Jumat (22/11/24).
Pelatihan tersebut diikuti 40 peserta dari berbagai kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan komunitas penyelam yang ada di wilayah Kabupaten Toba.
Kadisbudpar Kabupaten Toba, Rusti Hutapea menyebutkan bahwa kegiatan itu digelar sebagai upaya membangkitkan pariwisata kawasan Danau Toba, terlebih Kabupaten Toba.
Rusti juga menyampaikan, pelatihan itu baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Toba semenjak Danau Toba ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Baca juga: Disbudpar Toba Promosikan Pariwisata melalui Pemasaran Digital
Untuk itu, Rusti berharap, semua peserta pelatihan dapat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan mulai dari awal hingga akhir.
“Kegiatan ini sudah direncanakan sejak tahun 2023 lalu, namun karena ada regulasi pemerintah RI yang berubah di pertengahan tahun, kegiatan ini sempat tertunda dan baru bisa terlaksana hari ini,” ujarnya.
“Untuk itu saya mengingatkan semua peserta agar benar-benar mengikuti dari awal hingga akhir, sehingga ilmunya nanti bisa diterapkan di masing-masing desa atau komunitas,” imbuh Rusti.
Pelatihan itu, kata Rusti, dilaksanakan mengacu pada potensi bencana dan kecelakaan di obyek wisata air yang ada di Kabupaten Toba.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat ditingkatkan, dimana pesertanya akan diusulkan untuk mengikuti sertifikasi pemandu keselamatan wisata tirta nasional.
“Selesai pelatihan ini, nanti akan keluar sertifikat, maka seluruh peserta akan kami usulkan agar disertifikasi secara nasional,” ungkapnya.
Jadi, imbuh Rusti, jika ada korban bencana di obyek wisata baik sungai dan danau, maka peserta itu yang pertama ada di lokasi dan menjadi garda terdepan untuk melakukan pertolongan pertama.
Baca juga: Desa Sibolahotang SAS Balige Masuk Wisata Terlengkap di Toba
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD), Robert Manurung SH, sebagai narasumber menyampaikan materi berjudul ‘Menyusun Rencana dan Mempersiapkan Kegiatan Sesuai SKKNI’.
“Dalam mengelola obyek wisata, pelaku wisata harus membekali diri dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Tujuannya tentu agar semua pelaku wisata memahami manajemen pengelolaan obyek wisata agar memenuhi standar keselamatan,” tutur Robert.
Keselamatan pengunjung menjadi prioritas pelaku wisata, maka Robert pun menekankan agar SOP penanganan korban benar-benar dipahami. Analisis SWOT dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan obyek-obyek wisata di Toba.
“Analisis SWOT sebagai teknik untuk mengevaluasi itu harus bisa dilakukan dan dikuasai oleh pemandu wisata. Jika itu sudah terpenuhi, saya yakin obyek-obyek wisata di kabupaten Toba akan semakin maju,” ujarnya.
SWOT, dirinci Robert, adalah Streight (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (keberuntungan) dan Treats (ancaman).
Robert juga meminta agar para pemandu wisata bisa mengarahkan pengunjung untuk mentaati aturan yang berlaku di area obyek-obyek wisata. Himbauan dan penjelasan yang diberikan di awal merupakan langkah pertama pencegahan terjadinya masalah atau kecelakaan bagi pengunjung.
“Berilah pelayanan yang terbaik sehingga wisatawan itu mendapatkan kesan yang baik. Jika mendapatkan kesan baik, bisa dipastikan mereka akan datang kembali membawa lebih banyak orang untuk berwisata, dengan demikian wisata kita pasti akan maju dan berkembang,” tutup Robert.
PREVIOUS ARTICLE
DPRD Medan: Penertiban APK di Masa Tenang Jangan Tebang Pilih